Selasa, 08 April 2008

Formula One dan kompetisinya

Saat terdengar kata F1 yang muncul dibenak kita adalah , raungan mesin yang melengking karena putaran berkisar 19.000 rpm dalam kondisi high idle , bentuk mobil yang spesifik , waktu dan akurasi yang sangat berharga, dan semuanya yang serba nomor satu dan serba mahal .

Ya , memang sangat mahal untuk membangun team F1. Sehingga ada beberapa team kecil tiap tahun berganti nama ataupun kepemilikan . Teknologi jangan ditanya , memadukan durability dan kecepatan adalah hal yang sangat njlimet perhitugannya.

Namun kalau biaya mahal dan hi-tech tidak menghasilkan persaingan kompetisi ketat , akan terasa hambar bagi penonton . Apalagi awam seperti saya . Itulah PR terberat bagi FIA membuat kompetisi ketat dan sehat , serta kelangsungan hidup tim – tim kecil .

Dalam usaha memperketat kompetisi , salah satunya melalui regulasi . Pada musim 2008 ini dua dari sekian banyak regulasi baru setidaknya meng-indikasikan hal diatas

Launch control & Traction control
Dua piranti yang membantu pembalap saat start dan menikung ( untuk menghindarkan overspeed ban belakang ) tahun ini dilarang . Sehingga skill pembalap betul – betul dibutuhkan untuk mengendalikan tenga mesin yang liar , juga berarti memangkas cost yang lumayan ( bagi tim kecil ) karena tidak perlu memasang piranti tambahan yang kadang malah membuat trouble selama balapan .

Sampai seri ketiga , memang kepulan asap ban saat start dan mobil yang melintir ditikungan boleh dibilang sedikit . Mungkin karena pembalap besar menyebar dari tim besar sampai tim kecil . Lihatlah seperti :

  • Giarcarlo Fisichella yang piawai menggawangi Force India
  • David Coulthard yang sarat pengalaman menggeber Red Bull
  • Jarno Truli sangat dibutuhkan oleh Toyota
  • Rubens Barichello bertugas mengembagkan Honda
  • Dll

Walau sampai saat ini tim besar mendominasi , setidaknya jumlah pembalap yang yang masuk garis finish banyak .

Electronic Control Unit
Piranti lunak sebagai otak engine ( mesin ) tahun ini diseragamkan dan disupply oleh FIA . Kesulitannya adalah mengenali daya tahan ECU tersebut dan menyesuaikannya dengan speed dan power yang dibutuhkan dari masing – masing tim. Ferrari sudah merasakannya saat di Melbourne .

Masih banyak seri tersisa , kuda hitam mulai muncul , setidaknya melawan dominasi persaingan dua tim besar Ferrari dan Mc Laren . Ya, BMW Sauber sampai seri ketiga selalu menempatkan pembalapnya secara bergantian dipodium . Terus geliat tim Williams yang ingin meraih kembali kejayaan sebagai tim elit juga tim Renault yang tahun ini kembali dihuni pembalap juara dunia Fernando Alonso.

Kompetisi akan menarik, jangan sampai ketinggalan menyaksikan sejarah di pentas balap F1 tahun ini .

2 komentar:

  1. Catatan Tambahan :

    Seorang temanku mengirimkan e-mail artikel Bung Arief Kurniawan (Bola)

    Berikut kutipan alinea terakhirnya dari judul hipnotis BMW

    "Saya sendiri menilai saat ini McLaren adalah tim terbaik ketiga di F1. Fastest lap yang dibuat Kovalainen menjelang GP Bahrain berakhir tak bisa dijadikan barometer, karena saat itu semua tim sudah bermain aman menuju garis finis.

    Arief Kurniawan "



    Salam Raf

    BalasHapus
  2. Di jalan raya maupun lintasan balap, yang diperlukan tidak hanya kepiawaian, menguasai medan, tunggangan dalam kondisi 'sehat'.
    Masih ada lagi....
    Keberuntungan.

    Pernah suatu ketika seorang kawan berkata, di jalan raya 90% kita bakal celaka. Orang yang jalan kaki di trotoar tertabrak mobil, meninggal...
    Padahal sudah benar posisinya.

    Memegang pole tak berarti akan finish terdepan.
    Banyak pemacu jet darat saat start paling depan, tapi finish, belum tentu.

    Seperti hasil F1 Motegi 2008, saat kualifikasi LH dasyat....

    Salam dari Bogor

    BalasHapus