Jumat, 19 September 2008

Duh … Susahnya Jadi Konsumen

Pembeli adalah raja , pada sebagian transaksi mungkin papatah itu masih berlaku sementara pada sebagian transaksi lain jangan kan raja yang punya wewenang memilih , bisa jadi pengawalnya raja saja sudah bagus.

Di saat permintaan pasar akan kebutuhan pokok hidup meningkat dan tidak semua strata masyarakat yang menghuni negeri kaya dan tercinta ini punya kemampuan memilih dan menawar , sebagian dari kita justru mengait keuntungan dalam kondisi seperti ini .

Banyak tersiar berita tentang beredarnya sebuah produk yang kadaluwarsa masih terpajang manis di etalase , atau komoditas sumber gizi hewani ( daging ) yang dijual dengan penuh trik atau bahkan sudah tidak boleh dijual sama sekali tapi masih bisa ditemukan di pasar. Benar – benar sulit menemukan kejujuran dinegeri ini .

Jika kita punya keahlian memilih atau mengidentifikasi relatif besar kemungkinan tidak tertipu , tapi bagi kita yang melihat daging dijual murah dari hari biasa dan pas betul dengan kondisi dompet tentu tidak akan berpikir lama .

Adanya barang karena memang ada permintaan dari pasar . Saya tidak bermaksud melegitimasi praktek diatas , ( saya pribadi menolak keras praktek diatas ) namun saya pikir bahwa subtansi akar masalah diatas adalah karena adanya permintaan.

Penyelesaian komprehensif walau berat memang sangat diperlukan yaitu menindak pelaku kecurangan sekaligus memutus mata rantai permintaan dari pasar dengan cara meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat luas serta penerapan pola hidup membumi ( baca : sederhana ) bagi semua kalangan . Benar – benar pekerjaan rumah yang sangat berat dan perlu keseriusan ekstra .

Kalau kita lihat bahwa siklus kehidupan dalam masyarakat ini adalah sebuah proses yang saling terkait ( end-to-end process ) , maka dalam mengurai benang kusut tersebut kita bisa mulai dari langkah / pola pikir yang sederhana sebelum bicara soal penyelesaian yang bersifat makro . Pada prinsip end-to-end process setiap individu akan menghasilkan out put yang akan merupakan in put bagi individu yang lain sehingga proses kehidupan bermasyarakat bisa berjalan . Sebagai contoh saat berlalu lintas kita sudah tahu bahwa lampu merah harus berhenti tetapi kita serobot sehingga terjadi hal yang merugikan pengguna lain dan polisi terpaksa turun tangan . Out put kita jelek ( menyerobot lampu merah ) memberikan in put yang jelek juga terhadap pengguna lain karena harus menunda perjalanan atau hajatnya yang lain karena harus menyelesaikan urusannya dengan anda dan polisi . Berarti satu proses hidup dalam masyarakat sudah masuk kategori cacat atau defect . Bisa anda bayangkan kalau banyak defect ditemukan dalam proses hidup bangsa dan masyarakat ini apa jadinya …? Padahal prose kehidupan dinegeri ini banyak mulai dari proses pemilihan pemimpin , proses pemilihan wakil rakyat , proses menjalankan pemerintahan , proses berniaga , dsb . Pernahkan anda saat pramuka bermain pesan berantai ..? Itulah gambaran sederhana bagaimana in put dan out put berperan . Dari awal rusak maka sampai belakang akan hancur , jika dari awal sudah bagus Insya Alloh menciptakan hasil yang bermanfaat .

Kembali kejudul diatas , mengaitkan dengan proses dan defect rasanya saya tidak akan dapat menyelesaikan artikel ini ….kompleks dan panjang …

Semoga Yang Maha Kuasa memberikan kekuatan kepada kita semua dan memberikan pemahaman kepada kita bahwa apa yang kita lakukan maka orang lain ikut merasakan entah langsung ataupun tidak langsung .

3 komentar:

  1. Iya dik, saya jadi ingat waktu pramuka dulu. Gimana bisa inputnya 'sapi' keluarnya kok jadi 'babi'.
    Setelah dibalik keatas 'babi' jadi sapi. Ha ha ha ... Tentu saja keputusannya jadi keliru.
    Uiung2nya konsumen juga yang susah.

    BalasHapus
  2. Praktek membohongi publik merupakan proses pembodohan generasi, memang tidak semua orang cermat memilih barang. Contohnya daging misalnya. Masih banyak pembeli yang belum paham akan ciri2 daging segar. Maka akan sering menjadi korban ketidak tahuan tersebut.

    BalasHapus
  3. U/ Pak Indro : betul pak , padahal dulu saat kita main dipramuka malah banyak nyengenges-nya karena outputnya lucu2 , saat itu kita tahunya itu hanya mainan belaka yaa..setelah dewasa baru sadar ternyata itu wajah dari kontek kehidupan....

    U/ Mas Sito : saat ini jadi takut beli daging nih , ayam juga begitu lho Pak ..kelihatannya gemik tapi pas digoreng minyaknya meletus2 karena ada airnya..susah ..susah ..

    Wassalam
    Raf

    BalasHapus