Jumat, 06 Juni 2008

Jakarta …..Oh Jakarta…..

Kota terbesar dinegeri ini dengan daya tarik magnet yang luar biasa kuat . Benar – benar potret wajah negeri ini dan sebagai tolok ukur kemajuan bangsa utamanya dibidang infrastruktur.

Entah sudah berapa lama kota ini aku tinggalkan , saat ini paling banter hanya menengok dua tiga hari atau seminggu itupun saat perjalanan dinas .

Sebelum saya melanglangbuana , saya memang tinggal dijakarta walau hanya bermodal KTP sementara ( sekarang masih ada nggak ya..) . Terus ada keinginan kuat dalam hati untuk melihat daerah luar jawa sambil belajar budaya dan kultur yang berbeda , hingga datang sepucuk surat tugas , maka akupun ciao….mulai dari Makassar , Palu , Manado , Papua , Nusa Tenggara , dst…sampai kini terdampar di Kalimantan . Seperti nenek moyangku yang peladang berpindah .

Rekanku yang di jakarta sering kelakar dengan kirim e-mail , dengan mengatakan bahwa orang pusat ( dia ) ingin bertemu orang daerah ( kami)saat temu kangen. Memang tak bisa dipungkiri kelakar temanku itu bahwa Jakarta sebagai pusat sebagian besar kantor baik swasta apalagi pemerintahan .

Tahun ini adalah advance waktu yang kesekian dari targetku untuk kembali jadi bagian kota jakarta . Langkah – langkah persiapan selalu kupersiapkan untuk mobilisasi sewaktu – waktu . Namun lagi – lagi karena sesuatau hal aku harus menunda satu tahun , dua tahun ,tiga tahun..ah..entahlah ...

Banyak faktor yang bicara . Kalau ditinjau dari “take home pay” dan fasilitas jelas lebih enak jadi orang daerah .Namun jika dilihat letak geografis dengan kampung halaman , Jakarta lebih dekat , bisa pulang kapan saja . Beberapa waktu lalu saat home base sementara di jakarta , jum’at sore cabut ke purworejo baru minggu malam kembali , pagi buta hari senin sudah di jakarta , terus kerja sambil ngantuk . Lumayan curi kesempatan nengok sawah & ladang & kebun . Kalau nggak kebun sendiri ya kebun warga-lah ....

Tapi jika menyimak berita terkini seperti banjir langganan danlalu lintas macet ... aku harus berpikir lagi , setidaknya soal timingnya.

Masih pengin jadi orang “pusat “ ….. ? Ini yang menarik , saat usia terus beranjak , orangtua semakin sepuh , kemudian juga plan pendidikan bagi generasi penerusku harus disiapkan , sepertinya ingin cepat – cepat sebelum ketinggalan kereta .

Aku ingin sebelum pensiun atau dipensiunkan atau memensiunkan diri , menjadi orang “pusat” di jakarta kemudian menjalani hidup tenang di kota kelahiranku Purworejo.. ...sebuah cita – cita sederhana namun tak mudah aku wujudkan …..

8 komentar:

  1. Saya tak habis pikir kenapa orang mau tinggal di tempat yang hiruk pikuk kumuh air kotor polusi udara tempat kerja jauuuh macet banjir nyamuk banyak panas waktu begitu pendek brangkat anak belum bangun pulang anak sudah tidur badan cape gak kober ngeloni bojo banyak duit haram gaji berapa sih kalau gak nyabet sana sini ? pergaulan remaja sulit dimonitor.
    apa yang kau cari oh jakarta?
    Sangat mahal taruhannya buat jakarta. dan tidak bisa tidur siang. Sik sik emang kenapa? Disana banyak mbak dewi......... nya

    BalasHapus
  2. Nah itu dia....memang saat kulihat di KTP-nya para wayang semua wanita pakai nama depan dewi , Seperti dewi supraba , dewi shinta , dewi dersonolo ..wah akeh

    Tetapi nggak apa - apa Pak , tipikal kota besar di Indonesia memang masih mirip jakarta paling tidak kalau kita lihat secara desmographi nya

    wassalam

    BalasHapus
  3. kalau boleh memilih sih, inginnya tinggal di desa, gaji cukup, nyaman bersama keluarga, dekat dengan tanah leluhur.

    Tapi ya bagimana, nasib masih menempatkan untuk di jakarta, walau kotor, panas, kemproh, waton suloyo, ra tertib. jare akeh duwit "abu-abu".

    nek iso milih, aku pengin mulih kampung wae. ning saiki, nglakoni sing iso dilakoni. urip kan sak dremo nglakoni.

    BalasHapus
  4. Semua situasi mempunyai sisi positif dan sisi negatif. Kewajiban kita adalah memanfaatkan secara maksimal sisi positif serta menekan sisi negatif sambil terus berusaha dan berdo'a...

    Jika kondisi belum ideal , anggap saja sebagai ladang dakwah, sehingga kita termotivasi untuk menaklukkannya dengan tidak melanggar hukum negara , hukum agama , dan hukum kebajikan yang lain

    BalasHapus
  5. Aaaamiiiiiiien
    amien amien amien.

    BalasHapus
  6. pilihannya:
    menjinakkan jakarta atau jinak di jakarta

    BalasHapus
  7. Nderek langkung....Numpang lewat, Mbah Suro ke Jakarta kepepet..... di Purworejo nggak punya papan, jadi ya ceker-ceker ke Jakarta ngadu nasib, modalnya nekat.

    BalasHapus
  8. Sama Mbah ...aku juga kepepet ,

    Matur nuwun sampun sowan

    BalasHapus