Kamis, 18 Desember 2008

Harapan Baru

Gembar - gembor di media tentang sedang dibahasnya RUU pengelolaan kekayaan alam di Indonesia sangat santer. Bahkan menteri mengharapkan presiden dan wakil rakyat segera mengesahkan RUU tsb menjadi UU.

Hal ini tentu membawa angin perubahan. Walaupun belum melihat draft-nya paling tidak yang namanya pembaharuan itu membawa sesuatu yang baru dan berbeda. Pembaharuan positif tentunya yang berawal dari trauma masa lalu.

Wong cilik sebagai pemilik di dunia akan negeri ini semoga bisa merasakan manfaat langsung anugerah Yang Maha Kuasa atas kekayaan yang terkandung didalamnya.

Jikalah Anda wakil kami, tolong perjuangkan..jangan biarkan tanah kami jadi gersang tapi kami tak dapat apa - apa. Namun juga harus diperhatikan mereka sebagai kontraktor juga perlu perlindungan hukum yang kondusif agar investasi sehat.

Meng-eksploitasi alam perlu perhitungan yang tidak mudah. Jangan terjebak dalam sikap keserakahan kapitalis . Olah-lah dengan asas manfaat.

( catatan minggu ini )

Read More..

Rabu, 10 Desember 2008

Kandangkan Saja!

Betul, kandangkan saja kuda – kuda itu di garasi. Maksudnya apa ...?
Mangkel saja, bagaimana tidak . Turunnya harga BBM bersubsidi harusnya disambut suka oleh sebagian rakyat, tapi kini bensin malah seakan menjadi barang yang paling diburu pada sebagian pompa pengisian bahan bakar. Berita di TV jelas memperlihatkan antrian pada beberapa stasiun di beberapa daerah di negeri ini, juga beberapa komentar baik dari kustomer ataupun pengelola yang bikin tambah pusing. Tak terkecuali di tempat domisiliku saat ini, pasokan BBM sangat terbatas sejak awal bulan. Kalau mau dapat ya antri entah berapa lama atau ya kandangkan saja!

Dulu saat BBM mau naik kejadian serupa kami alami. Bahkan saya sempat terjebak diluar kota dengan kondisi tanki bahan bakar yang minim. Ikut antri saat itu hampir dua kilometer , dan kalau sampai tidak dapat jatah pastilah bermalam walau tanpa persiapan pakaian ganti.

Bicara antri di tempat kita ( baca : negeri ini ) ya tahu sendirilah bagaimana kondisi dan prosedurnya. Bisa rapi lurus , bisa juga susah mengenali mana depan mana belakang, bahkan kadang angka urut matematika tidak jelas susunannya. Susahnya lagi tidak semua dari kita punya cukup waktu untuk mengantri.Kasihan deh, Gue!

Lebih eneg lagi kita tidak tahu mengapa dan kenapa serta bagaimana. Wong sumur minyak dinegeri ini banyak kok. Tidak lebih dari 7 km dari tempat saya tinggal saja terbentang ladang minyak yang dioperasikan oleh badan negara. Jika akan pergi ke pantai saya melewati sumur – sumur yang masih nampak aktif disedot. Tapi dua kilometer dari lokasi sumur – sumur aktif tadi kami antri BBM berjam- jam.

Memang hasil sedotan tidak bisa langsung didistribusi ke stasiun pengisian. Masih ada proses di pengilangan , namun pengilangan inipun tidaklah sangat jauh dari tempat saya tinggal. Dan banyak ridge atau sumur yang dioperasikan oleh raksasa minyak dunia (disepanjang perjalanan ) menggelontorkan suplai minyak ataupun gas ke kilang tersebut sebelum didistribusikan ke seluruh pelosok negeri.

Makanya , sudah kandangkan saja itu, daripada antri tapi nggrundle. Enak-kan jalan kaki badan tambah sehat juga mengurangi polusi. Atau ganti dengan kuda yang makanannya rumput saja, karena rumput tumbuh dimana – mana dan belum ada spekulan rumput!

Read More..