Rabu, 10 Desember 2008

Kandangkan Saja!

Betul, kandangkan saja kuda – kuda itu di garasi. Maksudnya apa ...?
Mangkel saja, bagaimana tidak . Turunnya harga BBM bersubsidi harusnya disambut suka oleh sebagian rakyat, tapi kini bensin malah seakan menjadi barang yang paling diburu pada sebagian pompa pengisian bahan bakar. Berita di TV jelas memperlihatkan antrian pada beberapa stasiun di beberapa daerah di negeri ini, juga beberapa komentar baik dari kustomer ataupun pengelola yang bikin tambah pusing. Tak terkecuali di tempat domisiliku saat ini, pasokan BBM sangat terbatas sejak awal bulan. Kalau mau dapat ya antri entah berapa lama atau ya kandangkan saja!

Dulu saat BBM mau naik kejadian serupa kami alami. Bahkan saya sempat terjebak diluar kota dengan kondisi tanki bahan bakar yang minim. Ikut antri saat itu hampir dua kilometer , dan kalau sampai tidak dapat jatah pastilah bermalam walau tanpa persiapan pakaian ganti.

Bicara antri di tempat kita ( baca : negeri ini ) ya tahu sendirilah bagaimana kondisi dan prosedurnya. Bisa rapi lurus , bisa juga susah mengenali mana depan mana belakang, bahkan kadang angka urut matematika tidak jelas susunannya. Susahnya lagi tidak semua dari kita punya cukup waktu untuk mengantri.Kasihan deh, Gue!

Lebih eneg lagi kita tidak tahu mengapa dan kenapa serta bagaimana. Wong sumur minyak dinegeri ini banyak kok. Tidak lebih dari 7 km dari tempat saya tinggal saja terbentang ladang minyak yang dioperasikan oleh badan negara. Jika akan pergi ke pantai saya melewati sumur – sumur yang masih nampak aktif disedot. Tapi dua kilometer dari lokasi sumur – sumur aktif tadi kami antri BBM berjam- jam.

Memang hasil sedotan tidak bisa langsung didistribusi ke stasiun pengisian. Masih ada proses di pengilangan , namun pengilangan inipun tidaklah sangat jauh dari tempat saya tinggal. Dan banyak ridge atau sumur yang dioperasikan oleh raksasa minyak dunia (disepanjang perjalanan ) menggelontorkan suplai minyak ataupun gas ke kilang tersebut sebelum didistribusikan ke seluruh pelosok negeri.

Makanya , sudah kandangkan saja itu, daripada antri tapi nggrundle. Enak-kan jalan kaki badan tambah sehat juga mengurangi polusi. Atau ganti dengan kuda yang makanannya rumput saja, karena rumput tumbuh dimana – mana dan belum ada spekulan rumput!

9 komentar:

  1. Tapi ada yang bersuka...
    lho Mas Raf. Tebak-tebakan siapa?

    BalasHapus
  2. @Mas Jumar --> wah..kalau suruh nebak yang ini nyerah deh gue... perlu bertapa dulu untuk punya nyali ...he..hee..

    BalasHapus
  3. lha kalo januari 2009, harga BBM jadi turun lagi bakal antri lagi gak ya?
    Kalo harga naik, jelang kenaikan pasti antri.
    Kalo harga turun, pasti H-1, hampir bisa di tebak semua SPBU sepi, esok harinya membludak (antri lagi)....
    naik dan turun anteri lagi...
    Siapa yang bersuka hayo?
    Mbah Suro biasane landep komentaripun.
    Kados pundi Mbah....
    Mbah.....!!!

    BalasHapus
  4. Solusine "ngepit" wae murah meriah tur sehat, komunikasi sekarang kan sudah mumpuni, ada HP ada internet, kandangkan saja delman niponnya, kecuali kalau amat sangat diperlukan baru dikeluarkan dari garasi. Akuuurrrr Mas.....

    BalasHapus
  5. Walaupun dikandangkan jangan lupa pemanasan Mbah, kan seperti manusia juga kalau jarang gerak badan otot kaku...

    BalasHapus
  6. Tak ngandang ah...........
    udan2 anguett

    BalasHapus
  7. Negeri yang aneh ya Mas Rar. Penghasil minyak kok antri minyak. pa minyaknya banyak yang di jual ke Luar negeri ya buat nutup biaya negara. maksudnya apa itu lho, harga naik bensin langka, harga turun juga tetap langka. Cape deh...

    BalasHapus
  8. @Pak Indro : untuk ngandang perlu oesen kavling dulu ..

    @Mas Meds : bener2 capek deh...ya gitu tuh adanya ..mau gimana lagi .... gak duwe doyo awak cilik ngene..

    BalasHapus